Tuesday, May 19, 2009

The Pursuit of Happyness

. Tuesday, May 19, 2009

Seberapakah kebahagiaan dapat dirasakan sepenuhnya oleh manusia? Ada yang bilang bahwa kebahagiaan bukan muncul dari diri sendiri, namun kebahagiaan muncul jika orang lain merasa bahagia atas hadirnya kita di tengah-tengah mereka. Namun, bagaimana pula jika kita ingin mencari dan mendapatkannya? Mampukah kebahagiaan dikejar?Sebenarnya siapakah Chris Gardner? dia adalah pialang saham terkenal di Amerika. Chris Gardner saat ini menjabat sebagai CEO Gardner Rich LLC. Seperti kebanyakan orang kaya dan sukes lainnya, Chris Gardner mencapai kesuksesan ini setelah melewati berbagai macam kesulitan. Sebelum menjadi orang sukses, Chris Gardner hanyalah seorang lulusan High School yang bisa dikategorikan miskin. Berkat kemauan dan usaha yang ulet dia bisa meraih kesuksesannya.

Alhasil, The Pursuit of Happyness bukan semata kisah gelandangan menjadi miliuner. Ini kisah tentang “manusia terpilih” yang mengejar impiannya dan sukses meraih kebahagian, walau jalan yang harus ditempuh tidak selalu mulus melainkan panjang dan berliku. Inilah yang saya sebutkan sebagai “cerita utuh” tadi.SinopsisFilm ini mengambil latar kota San Francisco pada tahun 1981. Chris Gardner (Will Smith), seorang salesman bone-density scanners berumur 30-an tahun. Bone-density scanners ini merupakan hasil investasi uang tabungan Chris dan pacarnya yang ternyata sangat sulit untuk dijual. Chris Gardner berusaha menjual alat scan itu dari Rumah Sakit satu ke Rumah Sakit lainnya, dia memiliki target untuk menjual minimal 2 alat scan itu per bulan untuk dapat mencukupi kebutuhannya. Sementara itu istrinya membantu keuangan keluarga dengan bekerja pada sebuah pabrik.Ternyata menjual alat scan mahal itu tidaklah mudah. Karena sulit untuk mengharapkan dari hasil penjualan alat scan tersebut, pacar dari Chris Gardner terpaksa menambah shift kerjanya. Pacar Chris Gardner Linda (Thandie Newton) menjadi semakin tertekan hidupnya karena dia malah menjadi tulang punggung keluarga karena pacarnya tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarganya. Karena frustasi, Linda meninggalkan Chris Gardner dan anak tunggal mereka. Sebenarnya anak tunggal mereka Christopher (Jaden Smith) ingin dibawa oleh Linda, namun Chris melarang, Chris ingin Christopher hidup bersamanya.Kemalangan hidup yang dialami tidak berhenti pasca kepergian pacarnya. Tagihan pajak yang belum dibayar membuat pihak IRS menyita uang tabungan Chris Gardner. Kemudian dia juga diusir dari apartemen karena menunggak pembayaran. Mobil satu-satunya milik Chris Gardner pun diamankan karena Chris tidak membayar uang parkir.Chris Gardner tetap tegar dan mencoba mendaftar pelatihan untuk menjadi pialang saham pada perusahaan pialang saham Dean Witter. Pada pelatihan itu Chris tidak mendapatkan bayaran. Dia bersama 19 orang peserta lainnya bersaing untuk menjadi satu orang yang akan dinyatakan lulus dan dapat bekerja di perusahaan tersebut. Selain harus belajar dan bekerja magang di kantor Dean Witter, dia masih berusaha menjual alat scan yang tersisa untuk dapat mencukupi kebutuhan hidup dia dan anaknya. Karena tidak punya lagi tempat tinggal dia dan anaknya harus hidup berpinda-pindah mulai dari WC umum sampai penampungan sebuah gereja.Akhir dari film ini sudah pasti happy ending. Karena memang kisahnya diinspirasi kisah nyata. Dengan banyaknya penderitaan yang dialami oleh Chris Gardner, ditambah usaha kerasnya memang pantas meraih kesuksesan.

The Pursuit of Happyness meyakinkan saya bahwa hidup tidak selalu mudah. Hidup tidak selalu menjanjikan kenyamanan. Kadang hidup sangat keras. Apa yang terjadi tidak selalu sesuai dengan harapan. Dalam hidup, ada saatnya kita merasa lelah, kehilangan harapan bahkan menyerah. Chris Gardner mencoba menunjukkan kepada kita bahwa untuk meraih sukses kita harus berani mencoba dan mencoba lagi. Yakin dengan apa yang dilakukan. Pantang menyerah. Bersabar. Dan, terus berusaha.

Dalam salah satu cuplikan film yang ditayangkan di sela wawancara Will Smith di HBO tadi, Chris Gardner menyampaikan sebuah pesan sarat makna kepada anaknya. Barangkali pesan ini disampaikannya pula untuk kita. Begini katanya, “You got a dream, you gotta protect it. People can’t do something themselves, they wanna tell you that you can’t do it. You want something? Go get it. Period.”

Boleh jadi saya sedang terpesona oleh Chris Gardner. Apa boleh buat. Tapi, saya setuju 100% dengannya; kalau Anda menginginkan sesuatu, kejar dan dapatkan… sekarang juga…
“Kebahagiaan tidak perlu dikejar, karena kebahagiaan timbul dari hati dan pikiran yang senantiasa bersyukur.”



By : Hendry Risjawan

0 comments:

Post a Comment